Masih ingat dengan postingan saya beberapa waktu lalu? Kalau tidak salah setelah Lebaran 2017. Saat itu saya menulis tentang pedesan entog Mas Rohim yang rasanya "Mak-nyus". Kali ini saya juga akan menulis ulang tentang kedai makan yang berada di jalan Punduan Raya, Desa Punduan, Kecamatan Gantar, Indramayu ini. Namun berbeda dengan sebelumnya yang mengulas tentang kelezatan sebuah kuliner khas daerah Pantura, kali ini saya akan mengulas bagaimana saya terjun membantu Mas Ohim Nur Rohim dalam melayani pembeli yang membludak sehingga membuatnya kewalahan.
Ceritanya begini. Pukul 17.00 hari Sabtu, 15 Oktober 2017, kami bertolak dari Jakarta menuju Indramayu dengan mengendarai sebuah mobil minibus. Alhamdulillah, arus lalu-lintas di ruas tol Jakarta - Cikampek biasanya tersendat, kali ini justru lancar. Walaupun tersendat, itu hanya terjadi di Gerbang Tol (GT), seperti di GT Cikarang Utama. Itu pun tidak seberapa. Oleh karena itu, waktu tempuh yang dibutuhkan biasanya lebih dari 4 jam, kini belum sampai 3 jam sudah sampai di Kedai Pedesan Maz Rohim.
Disebabkan oleh keinginan untuk cepat tiba di tempat tujuan, kami pun beberapa kali urung bersantap di beberapa rest area yang banyak menjajakan kuliner, seperti Rest Area KM 19, KM 57, KM 80 dan KM 102. Kami sepakat bahwa soal makan harus di Kedai "Pedesan Maz Rohim". Mengapa demikian? Ternyata, sebagian teman-teman saya tersebut telah membaca ulasan tentang betapa lezatnya pedesan entog buatan Mas Rohim.
Begitu kami turun dari kendaraan, alamak, ternyata kedai tersebut begitu penuh sesak. Padahal, perut kami sudah keroncongan akibat menahan lapar sejak dari Jakarta. Dan, ternyata setelah kami pesan, pedesan entognya pun sudah habis. Duh, keadaan kami saat itu ibarat pepatah Melayu, "Sudah jatuh tertimpa tangga pula".
Namun secara tidak sengaja, sudut mata saya melihat sebuah potongan ayam yang berlumuran sambal di atas sebuah piring. Saya pun penasaran, maka tak perlu menunggu lama, saya pun langsung bertanya kepada Mas Rohim tentang menu yang baru saya lihat tersebut. "Itu ayam rica-rica, Pak" jawabnya. "Enak, nggak, Mas?" saya pun bertanya kembali. Menurutnya, selain pedesan entog, ayam rica-rica buatannya pun tak kalah lezatnya. Bahkan, telah menjadi menu favorit bagi para pelanggan kedainya. Setelah saya berkomunikasi dengan tema-teman saya, saya pun langsung memesan 8 porsi.
Namun, lagi-lagi ada kendala yang bisa membuat kami harus menunggu hingga berjam-jam, yaitu pembelinya yang begitu banyak, sedangkan yang melayani hanya 3 orang. Maka, disebabkan oleh dorongan perut yang sudah tak bisa diajak kompromi, saya yang kebetulan sedikit memiliki pengalaman dalam hal memasak, akhirnya ikut membantu Mas Rohim menyiapkan makanan pesanan. Minimal untuk kami berdelepan orang. Walhasil, tenaga saya pun tidak sia-sia. Kurang dari 15 menit pesanan pun selesai dibuat. Setelah saya dan Mas Rohim menyajikannya di meja, saya dan teman-teman pun langsung menyantap menu tersebut. Rasanya.....Hmmm...ternyata Mas Rohim tidak berbohong...mak-nyus.
Lantas bagaimana dengan urusan bantu-membantu? Sepertinya, kebaikan saya telah dikalahkan oleh rasa lapar yang nyaris tak tertahankan. Begitu suap demi suap ayam rica-rica, nasi dan sambal itu masuk ke dalam perut, saya lupa dengan keadaan sekeliling. Hehehe...
Anda juga mau mencoba ayam rica-rica di Kedai Pedesan Maz Rohim? Ya, sudah, tinggal datang saja ke sini. Jika Anda berada di ruas tol Cipali, Anda harus keluar di KM 137 Cikedung. Dari situ, belok kanan, ambil arah Kantor Kecamatan Gantar atau Haurgeulis. Setelah melintasi jembatan yang memotong ruas tol Cipali, jaraknya kira-kira tinggal 2 kilometer lagi.
Ditunggu, ya.
Ceritanya begini. Pukul 17.00 hari Sabtu, 15 Oktober 2017, kami bertolak dari Jakarta menuju Indramayu dengan mengendarai sebuah mobil minibus. Alhamdulillah, arus lalu-lintas di ruas tol Jakarta - Cikampek biasanya tersendat, kali ini justru lancar. Walaupun tersendat, itu hanya terjadi di Gerbang Tol (GT), seperti di GT Cikarang Utama. Itu pun tidak seberapa. Oleh karena itu, waktu tempuh yang dibutuhkan biasanya lebih dari 4 jam, kini belum sampai 3 jam sudah sampai di Kedai Pedesan Maz Rohim.
Disebabkan oleh keinginan untuk cepat tiba di tempat tujuan, kami pun beberapa kali urung bersantap di beberapa rest area yang banyak menjajakan kuliner, seperti Rest Area KM 19, KM 57, KM 80 dan KM 102. Kami sepakat bahwa soal makan harus di Kedai "Pedesan Maz Rohim". Mengapa demikian? Ternyata, sebagian teman-teman saya tersebut telah membaca ulasan tentang betapa lezatnya pedesan entog buatan Mas Rohim.
Begitu kami turun dari kendaraan, alamak, ternyata kedai tersebut begitu penuh sesak. Padahal, perut kami sudah keroncongan akibat menahan lapar sejak dari Jakarta. Dan, ternyata setelah kami pesan, pedesan entognya pun sudah habis. Duh, keadaan kami saat itu ibarat pepatah Melayu, "Sudah jatuh tertimpa tangga pula".
Namun secara tidak sengaja, sudut mata saya melihat sebuah potongan ayam yang berlumuran sambal di atas sebuah piring. Saya pun penasaran, maka tak perlu menunggu lama, saya pun langsung bertanya kepada Mas Rohim tentang menu yang baru saya lihat tersebut. "Itu ayam rica-rica, Pak" jawabnya. "Enak, nggak, Mas?" saya pun bertanya kembali. Menurutnya, selain pedesan entog, ayam rica-rica buatannya pun tak kalah lezatnya. Bahkan, telah menjadi menu favorit bagi para pelanggan kedainya. Setelah saya berkomunikasi dengan tema-teman saya, saya pun langsung memesan 8 porsi.
Namun, lagi-lagi ada kendala yang bisa membuat kami harus menunggu hingga berjam-jam, yaitu pembelinya yang begitu banyak, sedangkan yang melayani hanya 3 orang. Maka, disebabkan oleh dorongan perut yang sudah tak bisa diajak kompromi, saya yang kebetulan sedikit memiliki pengalaman dalam hal memasak, akhirnya ikut membantu Mas Rohim menyiapkan makanan pesanan. Minimal untuk kami berdelepan orang. Walhasil, tenaga saya pun tidak sia-sia. Kurang dari 15 menit pesanan pun selesai dibuat. Setelah saya dan Mas Rohim menyajikannya di meja, saya dan teman-teman pun langsung menyantap menu tersebut. Rasanya.....Hmmm...ternyata Mas Rohim tidak berbohong...mak-nyus.
Lantas bagaimana dengan urusan bantu-membantu? Sepertinya, kebaikan saya telah dikalahkan oleh rasa lapar yang nyaris tak tertahankan. Begitu suap demi suap ayam rica-rica, nasi dan sambal itu masuk ke dalam perut, saya lupa dengan keadaan sekeliling. Hehehe...
Anda juga mau mencoba ayam rica-rica di Kedai Pedesan Maz Rohim? Ya, sudah, tinggal datang saja ke sini. Jika Anda berada di ruas tol Cipali, Anda harus keluar di KM 137 Cikedung. Dari situ, belok kanan, ambil arah Kantor Kecamatan Gantar atau Haurgeulis. Setelah melintasi jembatan yang memotong ruas tol Cipali, jaraknya kira-kira tinggal 2 kilometer lagi.
Ditunggu, ya.