Apa yang ada di benak Anda jika terlintas nama Indramayu? Tentu dengan cepat Anda akan menyebutkan beberapa hal yang berkaitan erat dengan kabupaten yang berada di Pantura ini. Diantaranya kilang minyak Balongan, tari topeng, tarling dan Iis Dahlia. Namun, diluar itu ternyata Indramayu juga menyimpan harta terpendam, yaitu berupa kuliner warisan turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Apakah itu? "Pedesan Entog".
Ya, pedesan entog. Kuliner yang bahan utamanya berasal dari daging entog atau itik manila (mentok, bhs. jawa), ini merupakan menu andalah Kabupaten Indramayu yang paling dicari oleh para pelancong, seperti halnya nasi gudeg di Yogyakarta atau nasi jamblang di Cirebon. Makanan olahan yang mirip gulai ayam, namun memiliki citarasa yang pedas, ini kini banyak dijajakan oleh kedai makan mulai dari kelas kaki lima hingga restoran. Sebaran wilayahnya pun demikian, tidak hanya dijajakan di wilayah kota namun juga sudah merambah hingga ke pelosok desa.
Sebagai contoh, pedesan yang berada di pelosok desa, yaitu Kedai "Pedesan MAZ-Rohim". Kedai ini berada di Komplek Punduan Permai, Jalan Raya Gantar, Desa Gantar, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Jika Anda sedang berada di ruas tol Cipali, baik dari arah timur maupun barat, Anda harus keluar di exit tol Cikedung di kilometer 138. Begitu keluar, Anda akan bertemu dengan traffic light, pertemuan antara exit tol tersebut dan Jalan Raya Cikamurang. Dari traffic light tersebut, Anda ambil kanan arah ke Subang, jika ke kiri adalah arah ke Cikamurang, Majalengka atau Sumedang. Kira-kira 5 km dari situ, Anda akan bertemu dengan pertigaan Bantarhuni. Belok kanan, arah ke Gantar, Popes Al-Zaytun atau stasiun KA Haurgeulis. Dari pertigaan tersebut, "Pedesan MAZ-Rohim" kira-kira berjarak 7 km atau 10 menit jika ditempuh menggunakan kendaraan. Setelah melewati jembatan tol Cipali, kira-kira 5 menit kemudian, Anda akan tiba di kedai yang dimaksud. Jangan lupa, kedai tersebut posisinya berada di sebelah kiri dari arah kedatangan Anda.
Selanjutnya, biar pun kedai tersebut berada di pelosok desa, soal rasa tidak kalah dengan maskan yang ada di kota. Bahkan, dengan masakan yang ada di restoran sekali pun. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan oleh Bapak Ohim Nurohim, pemilik kedai tersebut, telah berpengalaman selama puluhan tahun bergelut dengan dunia kuliner terutama soal pedesan entog.
"Hmmm...rasanya enak sekali" tutur Bapak Sudibyo, pengunjung asal Jakarta pada Juli 2017 silam. Kemudian, praktisi koperasi, wirausahawan dan pelaku online marketing, ini menambahkan, "Soal rasa, menurut saya pedesan (entog) ini paling enak diantara pedesan (entog) lainnya."
Jika bapak dua orang anak tersebut mengatakan bahwa pedesan tersebut sangat enak, memang cukup beralasan. Hal itu bisa saya lihat dari pengunjung yang datang. Untuk ukuran di pedesaan, jumlah pengunjung yang datang ke kedai tersebut, bisa dibilang cukup ramai. Jadi, itulah tolok ukurnya.
Anda juga ingin mencobanya? Yuk, datang saja ke "Pedesan MAZ-Rohim".