Oase di Padang Pasir


Di saat anak-anak seusianya asyik bermain gadget, Alhamdulillah saya memiliki generasi yang sedikit keluar dari kebiasaan-kebiasaan tersebut. Miris rasanya, saat saya bepergian naik kereta misalnya, anak-anak bahkan juga orang dewasa, asyik bermain dengan gadgetnya masing-masing. Komunikasi verbal antarindividu, kini, adalah pemandangan yang langka.



Ibarat berjalan di padang pasir yang luas, tandus dan panas, sulit rasanya untuk mendapatkan sumber air. Namun tidak demikian dengan hari ini, Ahad 7 Mei 2017, saat saya tiba di rumah, saya melihat dua buku baru tergeletak. Buku pertama masih disegel, sedangkan buku kedua sudah dibuka segelnya. Dan tampaknya buku tersebut habis dibaca. Itu terjadi bukan hanya sekali ini saja, sebelumnya juga pernah beberapa kali terjadi hal serupa, buku baru tergeletak.

Dan, yang sedikit menggembirakan & membanggakan, hal itu dilakukan oleh anak pertama saya. Ya, anak pertama saya, memang gemar membaca buku walaupun tidak dipungkiri, ia juga terkadang asyik bermain gadget, namun paling tidak ada sedikit nutrisi yang baik untuk mengisi otaknya.

Mungkin, ini yang disebut oase di padang pasir. Saat kita sedang kehausan, kepanasan dan kelelahan yang nyaris tak berkesudahan, tiba-tiba kita menemukan sumber air. Memang sumber airnya tidaklah besar, namun paling tidak dapat sedikit mengobati rasa dahaga yang sedemikian rupa.

Mudah-mudahan, hal serupa juga banyak terjadi pada anak-anak yang lain, seusia anak lelaki saya. Sehingga oase yang, walaupun kecil, namun jumlahnya banyak, dapat mengobati rasa dahaga bukan hanya untuk satu-dua orang saja. Namun, bisa mengobati, belasan, ratusan, ribuan bahkan jutaan orang.

#gemarmembaca
#generasicerdas
#indonesiakuat