Ayam Bakar Bakekok Bintaro


Saat ini rasanya tak ada yang tak mengenal ayam bakar. Khusus olahan ini, jenisnya sangat beragam, ada ayam bakar madu, ayam bakar tulang lunak, ayam bakar crispy, ayam bakar kalasan, ayam bakar kambal, dll. Jika saya datang ke sebuah rumah makan yang khusus menyediakan menu ayam bakar lalu disodorkan menu-menu tersebut, saya malah jadi bingung. Harus pilih yang mana? Jika melihat tampilan gambarnya tentu semuanya menarik dan tampak enak, namun sebenarnya rasanya belum tentu. Tampilan gambar kadang tak selamanya sama dengan yang sebenarnya.



Namun tidak demikian dengan menu ayam bakar yang disajikan di "RM Ayam Bakar Bakekok" Bintaro, Jakarta Selatan. Tampilan gambar dalam daftar menu yang menarik sama dengan yang sebenarnya. Bahkan, menurut saya, tampilan ayam bakar yang sebenarnya justru lebih menarik dari tampilan gambar dalam daftar menu. Hal itu sudah saya buktikan saat saya berkunjung ke rumah makan yang berada di Ruko Win Niaga Center No. 11, Jl. Ceger Raya, Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Ahad 10 Februari 2018 lalu. Saat itu, saya pesan menu "Paket Ayam Bakar Penyet" yang terdiri dari ayam bakar, nasi, lalapan, sambal dan segelas air minum. Begitu pesanan terhidang di atas meja, setelah menunggu beberapa menit, saya suwir sedikit dagingnya yang empuk dan lembut. Kemudian saya kunyah, hmmmh... betul-betul "mak-nyusss". Baru kali ini saya merasakan ada olahan ayam negeri, rasanya nyaris menyamai ayam kampung. Hingga sekarang, empat hari kemudian dari saat itu, lidah saya rasanya masih belum bisa melupakan kelezatan ayam bakar tersebut.


"Kunci kelezatan Ayam Bakar Bakekok adalah bahan bakunya yang berasal dari daging ayam segar pilihan," tutur Ivan Rolandi, pemilik RM yang berada di samping Timur Supermarket Bahan Bangunan Mitra 10, Pondok Aren, Bintaro tersebut. Disamping itu, lanjut Ivan, cara pengolahan ayamnya pun harus tepat, seperti bagaimana cara mencuci ayamnya agar bersih, suhu bara api ketika dibakar yang berasal dari arang kayu, lamanya proses pembakaran/pemanggangan ayam, dan racikan bumbu-bumbunya. Oleh karenanya, hasil akhirnya begitu sempurna. Lezat sebagaimana yang saya gambarkan tadi.


Dalam daftar menu yang saya lihat di atas meja menu "Paket Ayam Bakar Penyet" memang tidak ada. "Kalo di sini, sepanjang masih bisa dikerjakan, keinginin pembeli kami turuti," sambungnya. "Ayam penyet itu, kan, sebenarnya digoreng," Ivan kembali menjelaskan secara detil.

Dari penjelasan tersebut, saya bisa menyimpulkan bahwa menu-menu lainnya, seperti "Ayam Penyet", "Ayam Serundeng", "Ayam Kremes", "Tahu/Tempe Goreng", dan "Sate Ati" sudah pasti enak.


Tak terasa, makan disambi ngobrol dengan pemilik rumah makan, yang baru berumur setahun lebih dua bulan, ini nasinya habis lebih dulu. Karena sayang dengan daging ayamnya yang masih tersisa banyak, saya pun minta tambah nasinya. Setelah habis, saya tidak buru-buru membayar, namun memesan teh poci, minuman khas Tegal, terlebih dahulu. Penasaran melihat teko dan cangkirnya yang unik, terbuat dari gerabah. Ternyata, teh pocinya pun legit, segar, menetralisir rasa amis dan pedas sisa dari ayam bakar yang masih menempel di lidah.

Anda tertarik? Datang saja, ya ke RM Ayam Bakekok Bintaro. Lokasinya pun mudah dicari. Sebagai patokan, Supermarket Bahan Bangunan Mitra 10 atau Ramayana Pondok Aren, RM ini persis berada di sebelahnya. Harganya pun cukup terjangkau. Menu yang saya pesan, "Paket Ayam Bakar" dibanderol dengan harga Rp 20 ribu, tambah nasi Rp 4 ribu, dan "Teh Poci" Rp 7 ribu. "Semuanya Rp 31 ribu, Pak," jawab kasir saat saya tanya berapa yang harus dibayar.